ANALISIS PUISI
SERENADA
KELABU
Bagai
daun yang melayang .
Bagai
burung dalam angin.
Bagai
ikan dalam pusaran.
Ingin
kudengar beritamu!
Ketika
melewati kali
terbayang
gelakmu.
Ketika
melewati rumputan
Terbayang
segala kenangan.
Awan
lewat indah sekali.
Gambar-gambar
dirumah penuh arti.
Pintu
pun kubuka lebar-lebar.
Ketika
aku duduk makan
Kuingin
benar bersama dirimu.
(Karya:
W.S. Rendra)
Analisis
unsur intrinsik puisi “ Serenada Kelabu”
- TEMA
Tema
dari puisi Serenada Kelabu ini adalah kerinduan yang mendalam dalam diri
seseorang. dapat dilihat dari bait "Ingin ku dengar berita mu" hal
ini menerangkan keingin tahuan terhadap seseorang yang digambar melalu bait
sebelumnya yang selalu terngiang
- DIKSI (PILIHAN KATA)
Dalam
puisi ini, Rendra menggunakan bahasa yang mudah dipahami sebelum melihat
keseluruhan pun pembaca dapat menafsirkan bahwa isi dari puisi ini tentang
kerinduan. Seperti pada bait Ketika melewati kali terbayang gelakmu. Penyair
memilih kata gelak merupakan kata yang dipenggal, andai saja diberi kata
berikutnya yaitu"Gelaktawa", penggunaan bahasa ini ertujuan untuk
menambah nilai estetis puisi. dari penggunaan kata yang sederhana dapat
menumbuhkan sebuah kekuatn dalam arti dapat dan mudah dipahami isi didalamnya
dalam puisiSerenada Kelabu ini.
Pada puisi di atas, dapat ditemukan beberapa majas atau gaya bahasa, yaitu :
1.
Majas
repitisi
Bagai
daun yang melayang
Bagai
burung dalam angin
Bagai
ikan dalam pusaran
Pengulangan
kata bagai di atas merupakan bentuk majas repitisi, dimana bertujuan untuk
menegaskan bahwa kerinduan tersebut dapat diibaratkan dengan kata “bagai”.
Majas repitisi juga dapat kita lihat pada bait kedua,
Ketika
melewati kali
Terbayang
gelakmu.
Ketika
melewati rumputan
Terbayang
segala kenangan.
Peggunaan
kata “ketika” juga merupakan seringnya melakukan sesuatu, pasti selalu
teringatmu.
2.
Majas
perumpamaan (simile)
Perumpamaan
adalah majas yang membandingkan beberapa hal. Pada puisi serenada kelabu, majas
perumpamaan dapat dilihat pada bait pertama.
Bagai
daun yang melayang
Bagai
burung dalam angin
Bagai
ikan dalam pusaran
Kata
“bagai” pada puisi tersebut, mengganti bahwa kerinduanku dapat diibaratkan
dengan kata bagai.
3.
Majas
penegasan (klimaks)
Majas
yang mengurutkan sesuatu dari tingkatan rendah ke tinggi.
Bagai daun yang melayang.
Bagai burung dalam angin.
Bagai ikan dalam pusaran.
Ingin kudengar beritamu!
Pada bait di atas terlihat jelas gaya bahasa klimaks yang ingin disampaikan penyair pada pembaca. Setelah melakukan repetisi atau pengulangan dari baris pertama sampai ketiga, penyair menegaskan puncak (klimaks) keinginannya pada baris terakhir Ingin kudengar beritamu! Tanda seru (!) yang dipakai juga menandakan klimaks yang terjadi dalam bait ini.
Bagai burung dalam angin.
Bagai ikan dalam pusaran.
Ingin kudengar beritamu!
Pada bait di atas terlihat jelas gaya bahasa klimaks yang ingin disampaikan penyair pada pembaca. Setelah melakukan repetisi atau pengulangan dari baris pertama sampai ketiga, penyair menegaskan puncak (klimaks) keinginannya pada baris terakhir Ingin kudengar beritamu! Tanda seru (!) yang dipakai juga menandakan klimaks yang terjadi dalam bait ini.
3. AMANAT
Seseorang yang sedang merindukan kekasihnya
yang sudah lama tak berjumpaPenjelasan:Puisi tersebut menggambarkan tentang
kerinduan yang mendalam dalam diri seseorang. Penyair memilih kata gelak untuk
menggantikan kata tawa, dengan tujuan untuk menambah nilai estetis puisi.
Dalam sajak ini,
lapis metafisikanya berupa kerinduan. Kerinduan terhadap orang yang
dikasihinya, kerinduan yang sangat menyiksa karena dipendam begitu lama
4. RIMA
Rima adalah pengulangan
bunyi untuk membentuk keindahan bunyi. Dalam puisi Serenada Kelabu ini,
Rendra juga bermain dengan bunyi untuk mencapai keindahan. Seperti pada bait
berikut ini, Rendra memanfaatkan rima akhir –an untuk menambah nilai estetis
puisi.
Ketika melewati rumputan
terbayang segala kenangan.
Rima akhir dengan vocal –i
juga membantu menambah nilai keindahan puisi :
Awan lewat indah sekali.
Angin datang lembut sekali.
Gambar-gambar di rumah penuh
arti.
Analisis unsur ekstrinsik puisi “ Serenada Kelabu”
ANALISIS UNSUR EKSTRINSIK
Unsur ekstrinsik puisi
adalah unsur yang membentuk puisi yang berasal dari luar puisi itu sendiri,
seperti unsur sosial, budaya, politik, maupun biografi penyair. Puisi Serenada
Kelabu ini merupakan salah satu karya dari seorang penyair besar Indonesia,
W.S. Rendra. Rendra telah melahirkan banyak karya, baik berupa puisi maupun
drama. Dengan gayanya yang lugas, jujur, dan blak-blakan, Rendra berhasil
membangun ciri khasnya. Begitu pula terlihat pada gaya sederhana Rendra pada
puisi Serenada Kelabu ini.
Dengan melihat tema dan
makna dari puisi ini, dapat dilihat unsur sosial yang kemungkinan besar
melatarbelakangi lahirnya puisi, yaitu kehidupan saat itu, kehidupan saat
berpisah, yang menimbulkan kerinduan yang mendalam.
Irama:
Bait pertama bersajak a b c b
Bait kedua bersajak a a a b b
Tidak ada komentar:
Posting Komentar