Jumat, 26 Juni 2020

BALE KODEQ TAPAK TILAS DEWI ANJANI


Bale kodeq atau dalam bahasa Indonesianya disebut rumah kecil, merupakan sebuah bangunan kecil yang letaknya berada  di  sebuah desa di kota Mataram. Desa tersebut adalah desa Karang Bagu.  Menurut kepercayaan dahulu kebanyakan warga yang tinggal di desa tersebut merupakan keturunan bangsawan.
Bale kodeq diperkirakan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, bale kodeq dianggap keramat oleh sebagian besar masyarakat desa karang bagu.  Menurut wawancara penulis dengan narasumber, dahulu kala dirumah itulah sang Dewi Anjani bermukim . rumah itu juga sehari-hari digunakan oleh dewi anjani sebagai tempat   mengaji bagi masyarakat setempat.hingga tibalah  pada suatu hari dimana  dewi anjani menghilang, semua warga  telah  mencarinya ke segala tempat, namun nihil tidak ada yang bisa menemukannya, dewi anjani hilang dan musnah bagaikan ditelan bumi.  Adapun desas-desus yang menceritakan  bahwa dewi anjani berada di gunung rinjani.
 narasumber menyatakan jika seseorang melewati bale kodeq dan mendapatkan hari bagus maka kita bisa melihat sebuah lentera yang bercahaya dari dalam bale kodeq tersebut. Adapun paparan lainnya dari narasumber , jika ada warga yang akan melakukan suatu pesta di gunung rinjani dan misalnya akan menyembelih binatang, maka warga yang akan menyembelih hewan tersebut sepenglihatannya  akan melihat warga lainnya seperti hewan juga, tergantung zodiak masing-masing orang.
Pada hari besar seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, biasanya akan diadakan pengajian  pada bale kodeq tersebut untuk keselamatan.  Saat ini bale kodeq tersebut banyak menyimpan barang-barang antic dan pusaka, tidak sembarang orang boleh masuk kedalamnya. Bale kodeq saat ini masih dijaga dan dirawat oleh seorang sesepuh yang bernama kakek minal. Bale kodeq hanya boleh dijaga oleh satu keturunan sja.  
Adapun juga menurut kepercayaan warga asli desa tersebut jika pada suatu waktu  terjadi perang saudara maka dewi anjani akan memberi  bantuan berupa  senjata pusaka. Nantinya Senjata itu akan muncul sendiri dengan tiba-tiba .

BIODATA NARASUMBER
Nama : SAKNAH
Umur:  70 Tahun
Alamat: Karang Bagu

PERTANYAAN Atau TEKA-TEKI SASAK




1.    Inaq’n mendot anak bejoget?
·       cobek
2.    Tetusuk ndek’n bedaraq, tecabut sugul daraq?
·       bong
3.    Ape sak tebungkus ndek ye permen, te talet ndek ye taneman?
·       pocong
4.    Ape sak tekaken sekeq bis baluq?
·       Kaliadem
5.    Besisik ndek ye ulah, bemahkota ndek ye raje?
·       Nanas
6.    Sampi, sampi ape sak warne-warni?
·       Sapidol
7.    Sampi, sampi ape sak romantis?
·       Sepiring kance due

Jumat, 12 Juni 2020

Bagaimana kritik Marx terhadap Comte?



August Comte  merupakan  seorang filsuf yang menciptakan teori positivisme, teori ini bersifat faktual, maka segala peristiwa yang ada dalam kehidupan harus dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan. Sedangkan Karl Marx menganggap bahwa proses transformasi ekonomilah yang mendorong cara berpikir manusia untuk menimbulkan ide atau konsep baru. Bagi Marx, para filsuf hanya sekedar menafsirkan dunia, padahal yang penting adalah mengubah dunia. Mark juga menolak gagasan Comte terkait dengan positivisme. Menurut Marx, kajian ilmu sosial tidak hanya terbatas pada hal-hal yang sifatnya empiris atau hanya dapat dilihat saja. Marx menekankan pentingnya ide, sebagai sesuatu yang abstrak dan tidak empiris, yang juga harus  dikaji oleh ilmuan sosial.
          Berdasarkan pemaparan diatas, menurut saya Marx dan Comte sama-sama menyetujui bahwa ilmu sosial harus menggunakan metode ilmiah, serta memiliki kemampuan untuk mengungkap hukum sosial. Hanya saja Marx berpendapat paham yang disebarkan Comte terlalu luas bahwa semua yang tampak harus ada teorinya, padahal segala sesuatu yang kelihatan baik yang berkaitan dengan kehidupan tidak semuanya disertai teori ilmiah. Comte mempunyai pemikiran tentang bagaimana mengubah cara filsuf berpikir sedangkan Marx mempunyai pemikiran tentang bagaimana mengubah cara manusia bertindak. Meskipun keduanya memiliki pendapat yang berbeda, pengetahuan  keduanya yang bersifat konseptual dan teoritis tentang perubahan sosial akan memiliki keterkaitan didalam kehidupan.

Kamis, 14 Mei 2020

Kalimat Dipandang Dari Segi Konteks Yang Diberikan


Kalimat dipandang dari segi konteks dan respon yang diharapkan.

Dipandang dari segi respon yang diharapkan,kalimat dibedakan menjadi lima bentuk yaitu kalimat salam,kalimat panggilan, kalimat seruan,kalimat pernyataan,kalimat pertanyaan dan kalimat permohonan. Kelima kalimat ini dalam konsep pragmatik sering disebut sebagai istilah modus kalimat.

1.      Kalimat salam.

Kalimat salam atau greeting sentence adalah suatu formula tetap yang dipergunakan pada pertemuan atau perpisahan,menimbulkan suatu balasan atau jawaban yang tetap yang merupakan ulangan dari salam tersebut.Adapun beberapa jenis kelimat salam,yaitu:

1)      kalimat salam hormat adalah kalimat salam yang dipakai dalam situasi formal dan biasanya memakai bahasa yang cukup santun.

Contoh:

                                                Selamat siang, tuan. Ada yang bisa saya bantu?

                                    Selamat siang, nyonya. Mari, saya antar menuju ke ruang aula.

                                    Selamat pagi bapak dan ibu sekalian. Marilah kita langsung adakan saja                                          rapat ada pagi hari ini.



2)      kalimat salam biasa adalah kalimat salam yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh:

Hai,Karli.Apa kabar?sudah lama ya kita tidak berjumpa.

Halo semuanya.Sudah lama menunggu yah?

Hai,kawan.Sudahkan kalian sarapan pagi ini?







3)      kalimat sapaan kasar adalah sebuah kalimat yang dipakai dalam situasi percakapan antarteman atau dipakai untuk menyapa orang lain secara kasar.

Contoh:

Oi,Jak.Kau sudah tahu belum kabar dari si Maw?

Hei,bung.Tadi kau lihat Mawar tidak?

Eh,krempeng.Mau apa kamu kesini?

2.      Kalimat panggilan.

Kalimat panggilan atau call sentence adalah kalimat pendek yang ditujukan untuk mendapat perhatian dan menimbulkan jawaban yang beraneka ragam ,umumnya pertanyaan-pertanyaan singkat.

3.      Kalimat seruan.

      Kalimat seruan atau exclamation sentence adalah kalimat pendek yang biasanya berpola tetap dengan intonasi tertentu,timbul dari beberapa kejadian yang tak diduga.Kalimat ini mungkin tidak menuntut jawaban sama sekali,ataupun jawaban yang berupa seruan atau suatu penguatan ulang.

       Kalimat seruan dapat digabungkan dengan tiap kalimat tetapi juga dapat digunakan

       sendiri secara terpisah tetapi menjadi kalimat.Kalimat seru umumnya terbatas pada

       kata dan frase yang  sederhana saja.

            Kalimat seruan meliputi:

            struktur non-klausa,juga dibedakan menjadi:

(1)   kelompok teriakan,salam,panggilan.

Ø  Panggilan(vokatif) ada umumnya berupa nama orang atau pangkat panggilan orang.Contoh:

Andi!

Kapten!

Paman!

Ø  Salam ,merupakan ekspresi tetap yang dipergunakan secara ritual untuk menemui orang,memulai percakapan, atau dalam perpisahan.Contoh:

Halo!

Apa kabar?

Sampai jumpa!

Ø  Teriakan,biasanya pendek-singkat dan ekspresif tidak mengharapkan respon tertentu,dipakai untuk menyatakan perasaan yang kuat seperti dalam kesakitan,terkejut,dan antusiasme.Contoh:

Aduh!

Aduhai?

Ada beberapa jenis kalimat seruan,yaitu:

1)      Kalimat kekaguman,yaitu ekspresi yang menggambarkan rasa atau sikap kagum,takjub dan heran terhadap sesuatu atau keadaan.

Contoh:

Wah,indahnya pemandangan di atas bukit ini!

Wow,benda itu menakjubkan!

Hebat,penampilannya sungguh memukau semua hadirin!

2)      Kalimat kebahagiaan,yaitu menggambarkan sikap karena merasa bahagia atau senang terhadap sesuatu.

Contoh:

Alhamdulilah,akhirnya berhasil juga kali ini!

Asyik,ayah mengajak kita makan di restoran Jepang!

Astaga,kamu masih ingat ulang tahunku!

3)      Kalimat larangan,yaitu menggambarkan sikap melarang atau mencegah sesuatu yang akan dilakukan.

Contoh:

Awas itu berbahaya!

Jangan parkir di dekat pintu!

Jangan mengganggu saya!

4)      Kalimat kebingungan,yaitu menggambarkan sikap bingung,kaget,tekejut tidak tahu harus berbuat apa terhadap sesuatu.

Contoh:

Ahhh,pilih yang mana ini?

Aduh,karcis parkirnya dimana?

Astaga,dimana ini?





4.      Kalimat pernyataan

Kalimat pernyataan adalah kalimat yang dibentuk untuk menyiarkan informasi tanpa mengharapkan respon tertentu (Cook,1971:38). Ada beberapa jenis kalimat pernyataan,yaitu:

1)      kalimat deklaratif aktif,yaitu kalimat yang subyeknya melakukan suatu tindakan(predikat) kepada objeknya.

Contoh:

Ibu member kucing kesayangannya makanan.

Ana memukul anjing itu dengan  sangat keras.

Ibu memasak sayur dengan penuh cinta.

2)      kalimat deklaratif pasif,yaitu kalimat deklaratif yang subyeknya mendapatkat tindakan(predikat) dari objeknya.

Contoh:

Kuciny kesayangan ibu diberi makan olehnya.

Anjing itu dipukul oleh Ana dengan sangat keras.

Sayur dimasak oleh ibu dengan penuh cinta.

3)      kalimat deklaratif inverse,yaitu kalimat deklaratif yang subyeknya terletak diawal kalimat dengan mendahului objek ataupun subyeknya.

Contoh:

Diberi makan oleh Ibu kucing kesayangan itu.

Dipukul dengan sangat keras anjing itu oleh Ana.

Dimasak dengan penuh cinta sayur itu oleh Ibu.

4)      kalimat deklaratif langsung,yaitu kalimat yang asalnya dari kutipan percakapan seseorang sehingga seolah-olah sedang berbicara langsung.Contoh:

Ibu berkata,”Aku akan memberi makan kucing kesayanganku.”

 Sambil tertawa, Ana berkata,”Ku pukul anjing itu dengan keras.”

                          Andi berkata,”Akan kubakar sampah di halaman depan rumah                                                       nanti.”

5)      kalimat deklaratif tidak langsung,yaitu jenis kalimat yang berasal dari kutipan percakapan seseorang namun telah mendapat perubahan sehingga  sebutan orang pertama berubah menjadi orang ketiga.

Contoh:

                                     Ibu berkata jika ia akan memberi makan kucing kesayangannya.

                                  Sambil tertawa, ana berkata bahwa ia memukul anjing itu                                                        dengan keras.

                                   Andi berkata, jika ia akan membakar sampah dihalaman rumah                                              nanti.



5. Kalimat pertanyaan

 Kalimat pertanyaan atau question sentence adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing respon berupa jawaban (Cook,1971 :49). Berikut contohnya :

1)      Dimana rumahmu ?

2)      Siapa nama anak Bu Dian ?

Ada beberapa jenis kalimat tanya,adalah sebagai berikut:

a.       Kalimat tanya biasa,adalah kalimat tanya yang biasanya dipakai secara umum seperti apa,mengapa,bagaimana,kapan dan berapa.

Contoh:

Siapayang menyuruhmu menyalin seua buku ini?

Mengapa kau tidak hadir dalam acara perpisahan kemarin?

Bagaimana kita mengatakannya kepada mereka?

b.      Kalimat tanya tersamar,adalah sebuah bentuk kalimat yang memiliki bentuk tanya namun memiliki maksud tersamar seperti memohon,menyindir,mengajak,merayu,menyetujui,menyanggah,dan lain sebagainya.

Contoh:

Ayolah,bagaimana jika kau berikan kami kesempatan sekali lagi?

Benarkah semua ini terlihat membosankan?

Bukankah kita semua membutuhkan hiburan?

c.       Kalimat tanya konfirmasi,adalah kalimat tanya yang memperkuat sebuah pernyataan.

Contoh:

Diakah pacar barumu?

Bukankah kau yang mencoret isi buku itu?

Sungguhkah kau tidak ingin menceritakan kejadian itu?



6. Kalimat Permohonan(request sentence)

              Kalimat permohonan atau request sentence merupakan kalimat yang  menhendaki sesorang untuk melakukan sesuatu ,tetapi disampaikan dengan cara memohon kepada orang tersebut.Contoh:

              Tolong antarkan ibu ke pasar siang nanti!

              Mohon depertimbangkan kembali surat lamarannya!

              Dimohon untuk tidak berdesakkan disini!

  

ANALISIS PUISI SERENADA KELABU Karya W.S Rendra


ANALISIS PUISI



SERENADA KELABU



Bagai daun yang melayang .

Bagai burung dalam angin.

Bagai ikan dalam pusaran.

Ingin kudengar beritamu!

Ketika melewati kali

terbayang gelakmu.

Ketika melewati rumputan

Terbayang segala kenangan.

Awan lewat indah sekali.

Gambar-gambar dirumah penuh arti.

Pintu pun kubuka lebar-lebar.

Ketika aku duduk makan

Kuingin benar bersama dirimu.

(Karya: W.S. Rendra)







Analisis unsur intrinsik puisi “ Serenada Kelabu”

  1. TEMA

Tema dari puisi Serenada Kelabu ini adalah kerinduan yang mendalam dalam diri seseorang. dapat dilihat dari bait "Ingin ku dengar berita mu" hal ini menerangkan keingin tahuan terhadap seseorang yang digambar melalu bait sebelumnya yang selalu terngiang

  1. DIKSI (PILIHAN KATA)

Dalam puisi ini, Rendra menggunakan bahasa yang mudah dipahami sebelum melihat keseluruhan pun pembaca dapat menafsirkan bahwa isi dari puisi ini tentang kerinduan. Seperti pada bait Ketika melewati kali terbayang gelakmu. Penyair memilih kata gelak merupakan kata yang dipenggal, andai saja diberi kata berikutnya yaitu"Gelaktawa", penggunaan bahasa ini ertujuan untuk menambah nilai estetis puisi. dari penggunaan kata yang sederhana dapat menumbuhkan sebuah kekuatn dalam arti dapat dan mudah dipahami isi didalamnya dalam puisiSerenada Kelabu ini.



Pada puisi di atas, dapat ditemukan beberapa majas atau gaya bahasa, yaitu :

1.      Majas repitisi



Bagai daun yang melayang

Bagai burung dalam angin

Bagai ikan dalam pusaran

Pengulangan kata bagai di atas merupakan bentuk majas repitisi, dimana bertujuan untuk menegaskan bahwa kerinduan tersebut dapat diibaratkan dengan kata “bagai”. Majas repitisi juga dapat kita lihat pada bait kedua,

Ketika melewati kali

Terbayang gelakmu.

Ketika melewati rumputan

Terbayang segala kenangan.

Peggunaan kata “ketika” juga merupakan seringnya melakukan sesuatu, pasti selalu teringatmu.



2.      Majas perumpamaan (simile)



Perumpamaan adalah majas yang membandingkan beberapa hal. Pada puisi serenada kelabu, majas perumpamaan dapat dilihat pada bait pertama.



Bagai daun yang melayang

Bagai burung dalam angin

Bagai ikan dalam pusaran

Kata “bagai” pada puisi tersebut, mengganti bahwa kerinduanku dapat diibaratkan dengan kata bagai.



3.      Majas penegasan (klimaks)



Majas yang mengurutkan sesuatu dari tingkatan rendah ke tinggi.

Bagai daun yang melayang.
Bagai burung dalam angin.
Bagai ikan dalam pusaran.
Ingin kudengar beritamu!
Pada bait di atas terlihat jelas gaya bahasa klimaks yang ingin disampaikan penyair pada pembaca. Setelah melakukan repetisi atau pengulangan dari baris pertama sampai ketiga, penyair menegaskan puncak (klimaks) keinginannya pada baris terakhir Ingin kudengar beritamu! Tanda seru (!) yang dipakai juga menandakan klimaks yang terjadi dalam bait ini.



















3. AMANAT

Seseorang yang sedang merindukan kekasihnya yang sudah lama tak berjumpaPenjelasan:Puisi tersebut menggambarkan tentang kerinduan yang mendalam dalam diri seseorang. Penyair memilih kata gelak untuk menggantikan kata tawa, dengan tujuan untuk menambah nilai estetis puisi.

Dalam sajak ini, lapis metafisikanya berupa kerinduan. Kerinduan terhadap orang yang dikasihinya, kerinduan yang sangat menyiksa karena dipendam begitu lama

4. RIMA



Rima adalah pengulangan bunyi untuk membentuk keindahan bunyi. Dalam puisi Serenada Kelabu ini, Rendra juga bermain dengan bunyi untuk mencapai keindahan. Seperti pada bait berikut ini, Rendra memanfaatkan rima akhir –an untuk menambah nilai estetis puisi.

Ketika melewati rumputan

terbayang segala kenangan.

Rima akhir dengan vocal –i juga membantu menambah nilai keindahan puisi :

Awan lewat indah sekali.

Angin datang lembut sekali.

Gambar-gambar di rumah penuh arti.





















Analisis unsur ekstrinsik puisi “ Serenada Kelabu”


ANALISIS UNSUR EKSTRINSIK



Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur yang membentuk puisi yang berasal dari luar puisi itu sendiri, seperti unsur sosial, budaya, politik, maupun biografi penyair. Puisi Serenada Kelabu ini merupakan salah satu karya dari seorang penyair besar Indonesia, W.S. Rendra. Rendra telah melahirkan banyak karya, baik berupa puisi maupun drama. Dengan gayanya yang lugas, jujur, dan blak-blakan, Rendra berhasil membangun ciri khasnya. Begitu pula terlihat pada gaya sederhana Rendra pada puisi Serenada Kelabu ini.

Dengan melihat tema dan makna dari puisi ini, dapat dilihat unsur sosial yang kemungkinan besar melatarbelakangi lahirnya puisi, yaitu kehidupan saat itu, kehidupan saat berpisah, yang menimbulkan kerinduan yang mendalam.



Irama:

Bait pertama bersajak a b c b

Bait kedua bersajak a a a b b


Rabu, 13 November 2019

NYEMPUT SANG PEMBACA KEHIDUPAN


Rasa penasaran penulis terhadap naskah kuno masih terus berlanjut. Kali ini penulis ingin berbagi cerita sekaligus pengalaman mengenai ritual nyemput.  Cerita ini masih berkaitan erat dengan naskah kuno, naskah kuno yang dimaksud adalah naskah kuno puspa karma. Pembaca bisa mendapatkan informasi  tentang naskah puspa karma pada artikel penulis  sebelumnya. Penulis masih dengan lokasi dan narasumber yang sama, yaitu dengan bapak Mudhan dan lokasinya masih di Dusun Manggu Daye, Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah.

Nyemput atau sering juga disebut dengan bedemak, mbait, nyabut, dan nyejut, adalah dimana seseorang mengambil salah satu atau selembar naskah kuno untuk dibacakan isi dari naskah kuno tersebut, yang dimana percaya atau tidak percaya, naskah yang kita ambil tersebut merupakan perjalanan kisah kehidupan kita.

Tidak lupa sebelum proses nyemput narasumber menyiapkan persyaratan yang wajib ada sebelum melakukan pembacaan naskah. Persyaratan itu sendiri berupa beras, air kembang, uang logam, tembakau, dan buah pinang.
Syarat sebelum dilakukan pembacaan naskah


Pada saat prosesi nyumput, penulis tidak lupa membaca bismillah dan bapak mudhan mempersilahkan penulis  untuk memilih, penulis pun tertarik pada selembar naskah,  entah kenapa naskah itu sangat menarik perhatian, penulis mengambil naskah itu dan memberikannya pada bapak mudhan.  Naskah yang penulis dapat merupakan naskah teks asmarandane.

teks asmarandane pada proses nyemput


Bapak mudhan mulai membaca naskah tersebut. Naskah yang penulis dapat bercerita tentang seorang raja yang bertemu dengan seorang putri yang turun dari langit. Adapun isi dari naskah yang penulis dapatkan yaitu:

1.       Kamu selalu bercerita semua kegiatan dan kejadian yang kamu alami kepada orang tuamu.

2.       Kamu selalu senang, jujur, dan cerdas.

3.       Setiap kamu akan melakukan perjalanan orang tuamu selalu percaya kepadamu.

4.       Ada petunjuk atau perkataan orang tuamu yang selalu kamu ingat, dimana ketika kamu mengingat hal itu kamu akan bersedih.

Pendekatan yang menurut penulis cocok dengan ritual nyemput ini adalah pendekatan pragmatik. Pendekatan ini memandang sebuah karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan suatu tujuan kepada pembaca. Naskah tersebut dapat memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang kita lontarkan, Sehingga naskah tersebut dapat dijadikan sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembacanya.
Pada naskah kuno, dalam setiap lebar tulisan naskah itu terdapat makna yang hanya bisa dibaca oleh orang yang memang benar-benar mengerti kandungan naskah itu, seperti salah satunya adalah bapak Mudhan. Berdasarkan apa yang dibaca bapak Mudhan terhadap hasil naskah itu, penulis menyakini 70% apa yang di katakana oleh bapak itu memang benar.

Penulis hanya menjadikan apa yang diramalkan pada naskah itu menjadi pelajaran bagi penulis untuk kedepannya, agar penulis bisa menjadi insan yang lebih baik lagi. Jangan lupa jaga dan lestarikan kebudayaan yang kita punya agar bisa dinikmati anak cucu kita kelak.
BONUS
foto penulis dengan pak mudhan




Rabu, 23 Oktober 2019

Perjalanan Mencari Naskah Kuno


Naskah kuno merupakan suatu benda yang merekam informasi dan pengetahuan masyarakat zaman dahulu yang diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Di Lombok sendiri masih banyak orang yang menyimpan naskah kuno yang berumur sudah ratusan tahun, tetapi kebanyakan dari naskah-naskah itu tidak terurus dan lapuk ditelan zaman. Dari hal inilah saya dan teman-teman berinisiatif untuk mencari dan melakukan penetilian terhadap naskah tersebut.

Ini merupakan cerita singkat perjalanan kami dalam mencari naskah kuno. Pencarian naskah kuno kami lakukan pada hari sabtu 19 Oktober 2019 bersama dengan 3 orang teman yang memiliki tujuan sama yaitu mencari naskah kuno. Dalam mencari naskah kuno kami mulai mencari di desa Sade, Lombok Tengah. Dalam menjelajahi desa sade kami ditemani oleh seorang tour guide, kami mendapat informasi tentang aturan atau adat istiadat yang masih berlaku di desa tersebut. Tetapi sangat disayangkan disana  kami tidak bisa melihat naskah kuno tersebut, karena menurut masyarakat setempat naskah itu hanya bisa dikeluarkan pada saat ada acara tertentu. Kami tidak patah semangat, kami melanjutkan perjalan ke desa sebelahnya yaitu desa Ende, Lombok Tengah. Disana kami juga tidak menemukan apa-apa, sehingga akhirnya kami bertemu dengan salah satu penduduk, kami mendapat informasi bahwa ia mempunyai satu teman di social medianya yang mempost sebuah naskah kuno, beliau bernama Lalu Gede Arse Arif Rahman.

Setelah mendapatkan kontak beliau kamipun segera menghubunginya, tidak lama kemudian bapak itupun membalas pesan kami, dan bersedia kami lihat dan kaji naskah tersebut. Perjalanan berlanjut ke alamat pegiat naskah yang berada di Dusun Manggu Daye, Desa Ganti, Kec.Praya Timur, Kab.Lombok Tengah. Kami mengalami beberapa kendala dalam mencari alamat bapak tersebut, seperti salah jalan, ban motor pecah, dan sempat terpisah dengan anggota yang lain, tetapi semua bisa kita lewati dan akhirnya sampai di tujuan.

Sesampainya ditujuan, kami disambut baik oleh keluarga bapak tersebut. Ia pun segera mengambil naskah kuno tersebut untuk diperlihatkan kepada kami. Sebelum membaca naskah kuno tersebut ada ritual yang harus dilakukan yaitu menyediakan dua wadah, wadah pertama diisi dengan air dan bunga, sedangkan wadah kedua diisi dengan beras, kain putih, dan koin perak diatasnya.




Ada dua naskah yang diperlihatkan kepada kami, tetapi masing-masing naskah berbeda pemiliknya. Naskah pertama merupakan naskah milik bapak Lalu Gede Arse yang dimana menurut penuturan beliau naskah ini merupakan naskah jenis hikayat atau disebut juga kayat nur. Naskah kedua merupakan naskah puspa karma atau pusaka keramat milik bapak Mudhan.



1.1 Hikayat Nur
1.2 Puspa Karme





Naskah tersebut sudah berusia ratusan tahun, diwarisan secara turun temurun dan ditulis diatas daun lontar.