Naskah
kuno merupakan suatu benda yang merekam informasi dan pengetahuan masyarakat
zaman dahulu yang diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Di
Lombok sendiri masih banyak orang yang menyimpan naskah kuno yang berumur sudah
ratusan tahun, tetapi kebanyakan dari naskah-naskah itu tidak terurus dan lapuk
ditelan zaman. Dari hal inilah saya dan teman-teman berinisiatif untuk mencari
dan melakukan penetilian terhadap naskah tersebut.
Ini
merupakan cerita singkat perjalanan kami dalam mencari naskah kuno. Pencarian
naskah kuno kami lakukan pada hari sabtu 19 Oktober 2019 bersama dengan 3 orang
teman yang memiliki tujuan sama yaitu mencari naskah kuno. Dalam mencari naskah
kuno kami mulai mencari di desa Sade, Lombok Tengah. Dalam menjelajahi desa
sade kami ditemani oleh seorang tour guide, kami mendapat informasi tentang
aturan atau adat istiadat yang masih berlaku di desa tersebut. Tetapi sangat
disayangkan disana kami tidak bisa
melihat naskah kuno tersebut, karena menurut masyarakat setempat naskah itu
hanya bisa dikeluarkan pada saat ada acara tertentu. Kami tidak patah semangat,
kami melanjutkan perjalan ke desa sebelahnya yaitu desa Ende, Lombok Tengah. Disana
kami juga tidak menemukan apa-apa, sehingga akhirnya kami bertemu dengan salah
satu penduduk, kami mendapat informasi bahwa ia mempunyai satu teman di social medianya
yang mempost sebuah naskah kuno, beliau bernama Lalu Gede Arse Arif Rahman.
Setelah
mendapatkan kontak beliau kamipun segera menghubunginya, tidak lama kemudian bapak
itupun membalas pesan kami, dan bersedia kami lihat dan kaji naskah tersebut. Perjalanan
berlanjut ke alamat pegiat naskah yang berada di Dusun Manggu Daye, Desa Ganti,
Kec.Praya Timur, Kab.Lombok Tengah. Kami mengalami beberapa kendala dalam
mencari alamat bapak tersebut, seperti salah jalan, ban motor pecah, dan sempat
terpisah dengan anggota yang lain, tetapi semua bisa kita lewati dan akhirnya sampai
di tujuan.
Sesampainya
ditujuan, kami disambut baik oleh keluarga bapak tersebut. Ia pun segera mengambil
naskah kuno tersebut untuk diperlihatkan kepada kami. Sebelum membaca naskah
kuno tersebut ada ritual yang harus dilakukan yaitu menyediakan dua wadah,
wadah pertama diisi dengan air dan bunga, sedangkan wadah kedua diisi dengan
beras, kain putih, dan koin perak diatasnya.
Ada dua naskah yang diperlihatkan kepada kami, tetapi masing-masing naskah berbeda pemiliknya. Naskah pertama merupakan naskah milik bapak Lalu Gede Arse yang dimana menurut penuturan beliau naskah ini merupakan naskah jenis hikayat atau disebut juga kayat nur. Naskah kedua merupakan naskah puspa karma atau pusaka keramat milik bapak Mudhan.
![]() |
1.1 Hikayat Nur |
![]() |
1.2 Puspa Karme |
Naskah tersebut sudah
berusia ratusan tahun, diwarisan secara turun temurun dan ditulis diatas daun
lontar.
MasyaAllah, bermanfaat sekali ukhty. Tetap semangat ๐ช
BalasHapusSemoga bermanfaat untuk penulis dan pembaca. ๐
BalasHapusWahhh sangat bermanfaat sekali mbak..
BalasHapusWahh bagus, bermanfaat sekali๐
BalasHapusBermanfaat sekali artikelnya saudara๐
BalasHapusTerima kasih atas informasinya
BalasHapusMantap dela๐๐๐
BalasHapusBagus del kembangakan lagi.
BalasHapusBagus del kembangakan lagi.
BalasHapusKembangkan dan teruslah berkarya
BalasHapus