Rabu, 23 Oktober 2019

Perjalanan Mencari Naskah Kuno


Naskah kuno merupakan suatu benda yang merekam informasi dan pengetahuan masyarakat zaman dahulu yang diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Di Lombok sendiri masih banyak orang yang menyimpan naskah kuno yang berumur sudah ratusan tahun, tetapi kebanyakan dari naskah-naskah itu tidak terurus dan lapuk ditelan zaman. Dari hal inilah saya dan teman-teman berinisiatif untuk mencari dan melakukan penetilian terhadap naskah tersebut.

Ini merupakan cerita singkat perjalanan kami dalam mencari naskah kuno. Pencarian naskah kuno kami lakukan pada hari sabtu 19 Oktober 2019 bersama dengan 3 orang teman yang memiliki tujuan sama yaitu mencari naskah kuno. Dalam mencari naskah kuno kami mulai mencari di desa Sade, Lombok Tengah. Dalam menjelajahi desa sade kami ditemani oleh seorang tour guide, kami mendapat informasi tentang aturan atau adat istiadat yang masih berlaku di desa tersebut. Tetapi sangat disayangkan disana  kami tidak bisa melihat naskah kuno tersebut, karena menurut masyarakat setempat naskah itu hanya bisa dikeluarkan pada saat ada acara tertentu. Kami tidak patah semangat, kami melanjutkan perjalan ke desa sebelahnya yaitu desa Ende, Lombok Tengah. Disana kami juga tidak menemukan apa-apa, sehingga akhirnya kami bertemu dengan salah satu penduduk, kami mendapat informasi bahwa ia mempunyai satu teman di social medianya yang mempost sebuah naskah kuno, beliau bernama Lalu Gede Arse Arif Rahman.

Setelah mendapatkan kontak beliau kamipun segera menghubunginya, tidak lama kemudian bapak itupun membalas pesan kami, dan bersedia kami lihat dan kaji naskah tersebut. Perjalanan berlanjut ke alamat pegiat naskah yang berada di Dusun Manggu Daye, Desa Ganti, Kec.Praya Timur, Kab.Lombok Tengah. Kami mengalami beberapa kendala dalam mencari alamat bapak tersebut, seperti salah jalan, ban motor pecah, dan sempat terpisah dengan anggota yang lain, tetapi semua bisa kita lewati dan akhirnya sampai di tujuan.

Sesampainya ditujuan, kami disambut baik oleh keluarga bapak tersebut. Ia pun segera mengambil naskah kuno tersebut untuk diperlihatkan kepada kami. Sebelum membaca naskah kuno tersebut ada ritual yang harus dilakukan yaitu menyediakan dua wadah, wadah pertama diisi dengan air dan bunga, sedangkan wadah kedua diisi dengan beras, kain putih, dan koin perak diatasnya.




Ada dua naskah yang diperlihatkan kepada kami, tetapi masing-masing naskah berbeda pemiliknya. Naskah pertama merupakan naskah milik bapak Lalu Gede Arse yang dimana menurut penuturan beliau naskah ini merupakan naskah jenis hikayat atau disebut juga kayat nur. Naskah kedua merupakan naskah puspa karma atau pusaka keramat milik bapak Mudhan.



1.1 Hikayat Nur
1.2 Puspa Karme





Naskah tersebut sudah berusia ratusan tahun, diwarisan secara turun temurun dan ditulis diatas daun lontar.


10 komentar: